Mempertanyakan Eksistensi Mahasiswa
Mahasiswa dikatakan sebagai agen perubahan. Banyak pihak yang menaruh harapan kemajuan bangsa ini di pundak mahasiswa. Namun eksistensi mahasiswa saat ini dalam memberikan perannya bagi perkembangan bangsa ini patut dipertanyakan. Karena terkadang aksi yang dilakukan tidak mengundang decak kagum dari masyarakat tetapi justru rasa miris dan trenyuh atas apa yang dilakukan.
Masih lekat dalam ingatan aksi bakar diri di depan Istana Merdeka yang dilakukan Sondang Hutagalung, mahasiswa Universitas Bung Karno pada Rabu (7/12) lalu. Dimana aksi tersebut membuat dirinya meregang nyawa. Meski pada akhirnya ia diberi gelar sarjana kehormatan (Jawa Pos, 12 Desember 2011) namun ia tetap membuat sedih keluarga yang ditinggalkan. Kemudian aksi demonstrasi mahasiswa Vokasi UGM yang berujung ricuh, kemudian aksi-aksi demontrasi yang juga berujung ricuh di kampus-kampus lainnya.
Aksi tersebut seringkali dilakukan sebagai upaya dalam menyampaikan tuntutan mereka. Namun demonstrasi saat ini bisa dikatakan kurang memiliki ‘greget’. Tidak jarang masyarakat mengeluhkan aksi yang mereka lakukan. Penulis adalah seorang yang hampir selalu menggunakan angkutan umum ketika bepergian baik ke kampus maupun tempat lain. Jika kebetulan di jalan ada mahasiswa atau kelompok tertentu yang melakukan demonstrasi, para awak bus kota baik sopir maupun kondekturnya mengeluh adanya aksi tersebut. Pasalnya aksi tersebut membuat jalanan macet padahal mereka memiliki target untuk menyetorkan pendapatan mereka. Jika macet maka pendapatan mereka pun berkurang. Terlebih jika jalan harus dialihkan tidak hanya awak bus yang mengeluh tetapi juga para penumpang. Pertanyaannya apakah mereka memikirkan berkurangnya pendapatan para awak bus? Belum lagi aksi yang dilakukan membutuhkan waktu berhari-hari. Jika demonstrasi dilakukan di kampus belum tentu juga seluruh mahasiswa mendukung aksi tersebut. Justru tidak sedikit yang menganggap kegiatan tersebut hanya mengganggu proses perkuliahan.
Berbeda jika dibandingkan dengan aksi demontrasi pada masa Orde Baru. Pada masa itu aksi yang dilakukan mahasiswa jelas yaitu demi membela kepentingan rakyat. Demonstrasi pada masa itu adalah masa kejayaan demontrasi yang dilakukan mahasiswa. Melalui aksi tersebut akhirnya mampu menurunkan rezim Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun tersebut.
Kita memang tidak bisa langsung menghakimi dengan aksi yang dilakukan para mahasiswa dalam menyampaikan tuntutannya. Tetapi bandingkan dengan aksi yang dilakukan kumpulan mahasiswa dari berbagai daerah ini. Mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta yang tergabung dalam Save Street Child (SSC) Jogja yang melakukan kegiatan dengan memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak jalanan. Mengajari anak-anak tersebut membaca dan menulis, menggambar, belajar bahasa Inggris dan lainnya. Padahal dana mereka terbatas bahkan mereka sampai rela mengamen untuk mendukung kegiatan mereka. Tanpa mengharapkan imbalan, mereka rela berbagi ilmu dengan anak-anak jalanan. Salah satu anggota SSC Jogja tersebut mengatakan bahwa tidak perlu harus bergelar PhD (doktor) untuk bisa berguna. Yang penting kita mau berkiprah di tengah masyarakat yang benar-benar membutuhkan (Radar Jogja, 1 Desember 2011).
Ada juga kelompok mahasiswa yang memberikan pendidikan secara cuma-cuma kepada ibu-ibu rumah tangga yang belum mampu membaca dan menulis, mahasiswa yang memiliki usaha hingga mampu membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain, mahasiswa yang mampu menemukan alat pendeteksi lahar dingin, dan masih banyak prestasi lain. Sudah barang tentu aksi tersebut lebih memperoleh apresiasi dari masyarakat. Karena aksi mereka lebih nyata dan kegiatan tersebut pun lebih terukur karena dapat dipantau perkembangannya.
Mengutip apa yang disampaikan Pandji Pragiwaksono, kita tidak hanya boleh menuntut perubahan tetapi juga harus mampu menciptakan perubahan itu (Pragiwaksono, 2011:226). Daripada kita terlalu banyak menuntut dan menaruh harapan terlalu besar terhadap orang lain mengapa kita tidak menciptakan perubahan yang kita inginkan tersebut dengan kemampuan kita sendiri, sekecil apapun itu. Misalnya kita memiliki bakat menciptakan lagu maka bisa menciptakan lagu yang menyampaikan ide kita mengenai adanya perubahan. Jika kita bisa menulis maka bisa dilakukan dengan menuliskan ide-ide kita ke dalam tulisan yang dituangkan dalam media cetak atau online. Jika kita menuntut untuk memperoleh nilai yang baik dalam perkuliahan kita kenapa kita tidak menciptakan cara mudah memahami mata kuliah sehingga mudah dipahami dan diingat. Tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi bisa juga untuk orang lain.
Namun mau seperti apa eksistensi mahasiswa sebagai agen perubahan tersebut, tinggal mahasiswa sendirilah yang menentukan pilihan. Hanya akan menuntut adanya perubahan atau menciptakan perubahan itu. Terakhir, penulis mengutip kata-kata yang sering diucapkan dalam orasi-orasi tersebut; Hidup Mahasiswa!!
Info Muda Mendunia
Popular Posts
-
Uang atau hadiah merupakan hal mendasar yang menjadi tujuan orang melakukan sesuatu. Tak jarang uang menyebabkan orang melakukan hal-hal lic...
-
Weis... UMY bikin jejaring s osial?? masak si hehehe, tapi beneran ko', walau emang belum seheboh facebook, twitter, dan lainnya, tapi i...
-
PEMBIASAAN BERBAHASA ASING BAGI RESIDENT Yogya(31/10). University Resident atau Unires merupakan asrama yang disediakan bagi mahasiswa Univ...
-
Dahulu kala… seorang perempuan yang taat beragama, tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mau mengerjakan kewajiban agama dan tidak ...
-
Pada tulisan sebelumnya saya telah menyinggung mengenai 'Bagaimana menghasilkan Uang Melalui Tulisan?' . Maka selanjutnya saya akan...
-
Asri Medical Center - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (AMC - UMY) bekerjasama dengan Kalbe Nutritional mengadakan seminar untuk umum ten...
-
Biro Humas dan Protokol UMY membuka lowongan magang untuk posisi : Jurnalis (J) Front Office (FO) Desain grafis (DG) Persyaratan : ...
-
KPK DI ANTARA PEMBUBARAN DAN PENGUATAN Yogyakarta (20/10). Wacana pembubaran KPK bukanlah sesuatu yang baru dan tunggal, karena bukan hanya ...
-
Dari pada agan smua murung ga tahu apa yang mau di lakukan,,,, nih ane share sedikit jokes untuk agan-agan smua Edisi Pak Tarno Ya Tuhan, ka...
-
Tempat Karaoke - Sebuah tempat untuk melakukan aktifitas bersenang-senang sambil mengibur diri dikala sepi dan mengisi kekosongan waktu. N...
2 komentar:
knapakok di permasalhkan eksistensinya
yg mempermasahkan eksistensinya siapa? itu hanya mempertanyakan eksistensinya aja kok :)
Posting Komentar